REAKSI & RESPON

Kezia:
Yak 1 19-21
Banyak reaksi yang berbeda-beda saat Pak Agung pulang. Tapi mari percaya itu sudah rencana Tuhan yang sempurna, tidak perlu dipertanyakan. Tetapi jangan bereaksi terlalu cepat berkata-kata yang negatif.

Waktu pak Agung sore mau berangkat ibadah, Pak Agung minta saya & Eric berdoa karna beliau merasakan ada suasana yang tidak enak, lalu beliau berkata: Papa berangkat dulu ya & itu terakhir papa berkata kepada saya.

Waktu di video papa nari
2 waktu godain Joseph, beliau berkata nanti waktu papa ultah papa minta ketiga anak papa khotbah.

Papa selalu khotbah tidak pernah menyampaikan curhat di mimbar, meskipun sakit sebelum khotbah pun dia tetap berusaha sampaikan yang dari Tuhan, bukan keadaan dirinya, waktu ada keluarga yang meninggal pun dia tidak banyak curhat perasaannya di mimbar.

Sebelum pulang, papa banyak kasih wejangan kepada kami. Jadi kami sebenarnya sudah disiapkan, tidak sekedar ditinggalkan sendiri. Papa berkata: Kita kalau hadapi masalah ada 2; reaksi & respon, seringkali reaksi yang keluar adalah reaksi yang salah, Kita harus bereaksi seperti firman jangan bereaksi yang salah Yak 19:21
1 Sam 18:6-10

Reaksi Saul sangat marah, begitu bereaksi yang salah maka esoknya roh jahat langsung menguasai Saul, jangan kita jadi seperti Saul. Jangan takut kehilangan Petrus Agung Purnomo tetapi takutlah kalau kehilangan Tuhan. Jangan bereksi yang salah, diam. Pak Agung berkata: jangan kata
2in orang di PP (Photo Profile/Status) jangan pasang PP. Kalau amarah menguasai maka kita tidak lagi bisa menangkap yang dari Tuhan.

Joseph:
10 tahun yang lalu, saya pernah temani tamu ngatur parkir supaya enak, tiba2 tukang parkir datang suruh saya pindah, saya benar2 jengkel, saya lihat papa saya diem, saya tau saya salah karna marah di depan tamu & papa, waktu di mobil pulang, papa bilang kamu harus tau levelmu, kenapa dengan tukang parkir harus marah, kamu kan anak raja. Kita harus belajar dari raja yg baik. Reaksi yg salah tidak membawa berkat tapi kutuk, bereaksinya.

Hadasa:
Waktu saya harus menulis artikel untuk majalah di Yogya, saya turun tanya ke papi, papi bilang: dalam kamu menghadapi masalah ada 2: reaksi atau respon, reaksi adalah yang spontan keluar tanpa berpikir, tapi ketika kita merespon pertama kali kita harus diam, memikirkan & tanya Tuhan apa yang harus dilakukan. Ada cerita di kafe kantor google, tiba2 ada cicak di meja, semua heboh & panik, ada berbagai respon heboh yang membuat kafe itu gempar, tiba2 ada pelayan perempuan datang bawa tissu & ambil cicak & lempar keluar & selesai masalahnya.

Reaksi adalah kehebohan yg tidak produktif, tapi respon yg baik seperti pelayan tadi hanya butuh beberapa detik efektif, masalah selesai.

Kalau kita dimaki-maki
 orang, berespon dengan diam, waktu papi seringkali difitnah orang papi selalu diam. Seperti Yusuf, apapun yang dituduhkan ke Yusuf, bahkan ketika saudaranya menjual dia, dia diam, meski digodai berhari-hari oleh istri Potifar, Yusuf tidak membuat heboh seluruh mesir. Waktu dipenjarapun Yusuf tidak membela diri. Itulah mengapa Yusuf naik dipromosi Tuhan secara luar biasa.

Mengapa Firaun butuh Yusuf, karena Firaun sangat gampang marah, ketika emosi yang mendahului, tidak ada akal sehat, ketika kita dipenuhi kemarahan kita tidak terkontrol.

Ams 16:32.
Kalau kita bisa menguasai diri kita bukan hanya kota tapi kita bisa merebut dunia. Daging ini memang susah dikuasai, kalau kita dibilang jelek, kita langsung marah.

Kalau orang butuh uang, orang tulis status, saya sedang butuh uang, lalu tulis nomor rekening, itu reaksi yg salah. Karena seharusnya hadapkan ke Tuhan.

Waktu gembala kita pulang, respon kita sedang diuji apakah kita terus terpuruk, atau kita akan teruskan injil keseluruh dunia. Saya memilih untuk terbang semakin tinggi, tetapi kerendahan hati harus selalu melekat.

Menangis itu wajar, tetapi ketika tangisan itu selesai kita harus bangkit & bergandengan tangan responi dengan benar. Karena kita masih perlu melihat milyaran jiwa diselamatkan. Mari terus pegang tangan Tuhan & jangan lepaskan, hadapi semua ombak raksasa & gunung didepan. Kita akan lewati semua & bertemu Tuhan di awan
2 & persembahkan jiwa2 dihadapan Tuhan.

Pujian:
Saat ku tak mengerti jalanMu
(Hatiku Percaya)

Kalau kita percaya kepada Tuhan, ada ketenangan & damai sejahtera, untuk merespon dengan benar, perlu ketenangan, mari minta ketenangan yang dari Tuhan, sukacita yang dari Tuhan karena hati kita percaya kepada Tuhan.


JKI IK - Holy Stadium, 20 Mar 2016
- Kezia Samantha Purnomo
- Joseph Samuel Purnomo
- Hadassa Gloria Purnomo

Komentar